Saat
usia semakin bertambah, membuat aku harus lebih sering bertanya dengan diri
sendiri, what is My Passion? Lucu dan keterlaluan sih kalau di usia segini
belum juga nemu sama Passion.. (tepok jidat).
Passion
itu adalah sesuatu yang akan membuat kita merelakan mata untuk tetap terjaga,
merelakan pikiran untuk terus bekerja, merelakan perut untu tetap keroncongan.
Hahah. Artinya gak lagi terpikir dengan kantuk, lelah, lapar, dan kebutuhan
lainnya. Saat melakukannya sepertinya waktu adalah milik kita, gulirnya tak
lagi dirasa.
Passion
itu adalah sesuatu yang akan membuat semangat kita berkobar ketika
mengingatnya, adrenalin kita akan berpacu untuk mengejarnya, hati kita akan
sangat nyaman dan lapang untuk melakukannya.
Nah,
pertanyaan besarnya adalah apakah setiap kita sudah menemukannya? Expecially my
self.
Inikah
Passionku?
Dulu,
pernah punya passion untuk jadi dokter, tapi tidak lama. Seiring kondisi yang
sepertinya tidak mendukung (*alasan) maka cita-cita itu aku ganti. Hahah.
Then,
aku pernah berambisi untuk jadi pengusaha yang mapan, cewek kaya. Hihi. Ngikuti
bisnis ini itu, berkelana sampai jauh untuk dapat ilmunya. Tapi itupun tak
lama, berakhir dengan pemakluman yang menyedihkan. “Mungkin bukan disitu
tempatku”.
Waktu
berjalan, musim berganti. Tanpa rencana matang sebenarnya aku harus menceburkan
diri ke dunia pendidikan. Awalnya, no choice. Sarjana Pendidikan, masukin
lamaran ke institusi pendidikan, diterima dengan berbagai kemudahan. Maka karir
pendidikanku dimulai. Masih dalam rangka mengisi waktu, mencari uang makan dan
uang kos.
Stagnan,
dan aku tidak menyukainya. Maka, lagi bukan tanpa rencana matang aku
melanjutkan studi. Ngambil jalur non pendidikan. Masih berharap aku akan punya
karir cemerlang di luar dunia pendidikan. Minimal bukan jadi tenaga pendidik.
Sepertinya kurang keren dan menjanjikan.
Berikutnya,
aku mau jadi ilmuan. Bukan tanpa alasan. Aku yang tidak terlalu menyukai
panggung, lebih suka jadi orang belakang layar sepertinya cocok dengan profesi
ini. Kucoba tapaki dengan sebaiknya. Mengupayakan berbagai cara untuk lanjut
studi jenjang Ph.D, ketemu dengan mereka yang bisa membimbing tanganku masuk ke
dunia research, mulai belajar meneliti hal-hal yang gak ada kaitan sama sekali
dengan dunia pendidikan. Berharap bisa menjadi bagian dari mereka yang menggunakan
ilmu pengetahuan dalam pengambilan kebijakan.
But,
lagi-lagi aku harus merenung. Inikah jalanku? Kenapa aral merintang belum
kutemukan jalan keluarnya? Rencana-rencana yang kususun belum menemukan cara
perealisasiannya?
Maka,
aku gak bisa mengabaikan bahwa ada saatnya kita memilih, namun di kesempatan
yang lain kita harus mengikhlaskan hati untuk dipilihkan. Dengan beberapa
proses panjang yang kulalui, waktu yang sudah habis aku gunakan untuk
menemukan, maka mungkin disinilah takdirku. Berkecimpung di dunia pendidikan
yang dulu bagiku kurang prestisius, dan aku merasa tak berbakat.
Dunia
pendidikan yang penuh problematika, tantangan, dan kadang masih bukan menjadi
pilihan kebanyakan orang. Entah ini kesadaran penuh atau masih separuh, aku merasa hatiku mulai
menemukan ritmenya.
Ritme
bersemangat ketika menemukan wajah penasaran dan keingintahuan mereka, senyum
mereka saat menemukan sesuatu yang mungkin baru, ketulusan tatapan mereka
mengiyakan semua yang aku sampaikan.
Maka,
semoga aku sudah menemukannya.
Dan
berharap aku bisa lebih baik, totalitas, tulus membimbing mereka.
Bukan
kebetulan juga, aku lahir tanggal 25 November kan…(tahunnya tak perlu disebutin!)
Belum ada tanggapan untuk "My Passion (Insya Allah)"
Posting Komentar