Banyak
kata yang nyastra banget, dan keknya membuat aku semakin tertarik untuk membaca
buku-buku sastra dan semoga ada buku yang direkom oleh mereka yang udah jago
dalam dunia literasi. Kata-kata di dalam buku ini sarat makna, enak dibaca, dan
banyak pelajaran serta hikmah di dalamnya. Pilihan kata yang sedap untuk
dicerna, dan membuat lidah ini memuji Allah semata. Ini beberapa notenya yang
cemerlang:
Ketinggian
dari kerendahan:
Padi.
Ia tumbuh hening di tengah padang. Tatap ia lamat-lamat. Disana, dalam
heningnya, ada banyak kebijakan yang menyiur melambai. Sebelum berbuah, ia
berdiri tegap. Mendongak ke atas. Begitu berbuah, ia merunduk ke bawah. Begitu
meninggi, ia merendah. Merendah berarti mengerti asal usul diri. Merendah
berarti memahami bedanya manusia dengan
Tuhan. Merendah berarti mengakui kesetaraan manusia.
Merendah berarti percaya
diri.kehebatanmu tidak berkurang ketika kamu merendah. Kekuasaanmu juga tidak
hilang ketika kamu merendah. Kamu hanya membebaskan dirimu sendiri dari
belenggu kekuasaanmu. Kamu hanya menyelamatkan dirimu sendiri dari dirimu
sendiri. Kata-kata yang keluar dari lisan Umar bin Abdul Aziz menjelang
kewafatannya adalah, “Itulah negeri akhirat. Kami berikan kepada mereka yang
tidak menghendaki ketinggian di dunia dan tidak juga berbuat kerusakan”. Dan
mereka meninggi ketika merendah.
Jebakan
Megalomania: Terlalu tipis memang, beda antara bangga dengan tinggi hati. Suatu
saat ketika kamu merebut kemenangan demi kemenangan, kekuasaan yang semakin
bertumpuk. Musuh sudah kau taklukkan semua. Tidak ada lagi yang berani melawan.
Semua orang mulai tunduk kepadamu. Di sekelilingmu hanya ada para pemuja.
Musuhmu menyelinap ke dalam bentengmu. Ke dalam dirimu sendiri. Halus. Sampai
kau bahkan tak mengenalnya. Kamu mulai merasa besar. Itulah awalnya, kamu mulai
merasa besar. Sebab kemenangan-kemenanganmu. Pengakuan musuh-musuhmu. Kekaguman
sahabat-sahabatmu. Kekuasaanmu yang terbentang luas. Kamu memang hebat. Dan
besar. Itu fakta. Tapi itulah jebakannya.
Merasa besar itu. Luarbiasa
rumitnya. Kamu hebat. Tapi tidak boleh merasa hebat. Kamu besar. Tapi tidak
boleh merasa besar. Kamu berkuasa. Tapi tidak boleh merasa berkuasa. Fakta dan
perasaan tentang fakta yang harus dipisah. Kekuasaan dan fakta tentang
kekuasaan yang harus dijauhkan. Itu menyakitkan. Orang-orang tidak menyukai hal
ini.
Ini
perjuangan yang berat. Temanya adalah belajar memahami asal usul kita sebagai
manusia. Kamu diciptakan. Kamu tidak menciptakan. Kamu hadir ke dunia tanpa
apa-apa. Terlalu banyak orang berjasa atas dirimu. Terlalu banyak hal yang
tidak kamu tahu, tidak bisa kamu kendalikan. Kamu bisa kendalikan angina,
gunung, laut?
Kamu
sebenarnya tidak hebat benar. Tidak berkuasa benar. Jadi kamu tidak punya
alasan untuk merasa hebat atau berkuasa. Hati-hati dengan sanjungan, karena ia
lebih seperti racun yang mematikan. Tapi berbahagialah dengan kritik tajam
namun membangun, karena sejatinya ia adalah vitamin pembangun diri. Semangat
berkarya!
Artikel lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "1. Mencari Pahlawan Indonesia: Anis Matta"
Posting Komentar