Aku,
amat benci dengan kondisi ketidakberdayaan ini. ada satu sisi dalam diriku yang
tidak suka sama sekali dengan tingkah polah mereka, memasang musik kuat-kuat,
menggelegar, dan musik yang disetel juga penuh dengan kata-kata fasik. Ada
saatnya kita memang perlu berkata lantang, tegas. Karena Allah memberi
kewajiban pada setiap muslim untuk saling menasihati dalam kebenaran dan
kesabaran.
Mencegah kemungkaran dengan tangan (kekuasaan), lisan (perkataan),
dan hati (ketidaksukaan dalam hati) dan ini adalah selemah-lemah iman. Ingin
bilang sama bapak-bapak dan para pemuda itu untuk mematikan atau setidaknya
memelankan volume musiknya yang sudah pada level tertinggi. Tapi aku belum
punya keberanian untuk melakukannya, dan hanya menyetel murottal kuat-kuat dan
mematikan lampu luar (yang ini agak aneh, emang apa kaitannya ya? Hhehe.) namun
aku cuma pengen bilang ke mereka (lewat lampu yang dimatikanJ)
bahwa aku tidak suka dengan aktivitas mereka yang mengganggu itu. Nanti kalau
udah ada kejadian sebagai efek dari nyanyian ‘porno’ mereka barulah mereka
mengutuk, padahal mereka memberi andil yang sangat besar. Ah, panas kali
hatiku!
Alhamdulillah volume mengecil,,hihihii. Jika saja mereka mengetahui
sedikit saja tentang Yaumul Hisab maka tak ada lagi waktu untuk hal sia-sia
itu. Sedih sekali melihat semua kondisi
ini,,dan lebih sedih lagi saat aku belum punya andil apa-apa untuk
memperbaikinya. Please forgive me God, forgive me..(efek pilwakot dan TPS di
sebelah kontrakan)
Artikel lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Tragedi Hati"
Posting Komentar