Bismillah
Pasangan dari pertemuan adalah perpisahan. Maka, saat ada pertemuan pasti akan ada perpisahan, sebuah keniscayaan. Seperti hari ini, resmi sudah kami akan berpisah dengan semester genap, tinggal menunggu waktu ujian yang tinggal hitungan hari. Berpisah dengan para mahasiswa yang masih mau setia mendengarkanku setidaknya 12-13 kali pertemuan, masih bersedia mengerjakan tugas yang aku berikan, bersedia untuk saling mengisi satu dengan yang lain. Dan menerimaku yang masih ada apanya ini.
Rasanya waktu memang bergerak semakin cepat. Empat bulan lebih sudah sejak dimulainya semesteran genap di bulan Januari. Semester ini bawa empat mata kuliah, tersebar di enam kelas. Dari semester dua hingga semester enam. Kalau ditanya gimana rasanya melewati masa empat bulan itu dengan beban (amanah) empat mata kuliah, hanya nafas panjang saja yang keluar. Hhhhh,, hanya pertolongan Allah saja yang menguatkan aku untuk menyelesaikannya hingga akhir. Alhamdulillah..
Jika mengingat harus menekuni empat buku itu dalam satu minggu, migrain di kepala ini. bagaimana tidak, kalau dulu kuliah bawa delapan atau lebih mata kuliah masih oke (pasalnya aku jadi pemain di belakang layar aja), sekarang empat mata kuliah dimana aku adalah artisnya..onde mande..gelagapan juga. Maka sudah seperti kuwajibkan untuk setiap malam berkutat dengan buku-buku tebal itu (meski lebih sering ketiduran, hehe).
Dan aku merasa, keknya sekaranglah waktu belajarku yang sebenarnya (terpaksa#dulu kemana aje neng!), karena mau tidak mau, suka tidak suka, aku harus punya modal di depan mahasiswa terkait dengan tema pertemuan itu. Gimana mau menguasai jika tidak membaca, googling ya kan? Sudah dilakukan pun terkadang sesekali masih blank otak ini (kurang oksigen kali). Kalau dulu masih pernah (sering kali ya) bawa novel ke kampus dan membacanya ketika dosen berkicau (jangan ditiru ya) maka sekarang aku kena impact nya. Terpaksa harus belajar lebih tekun lagi (huhuu).
Masih banyaaaak sekali yang harus diupayakan perbaikan, banyak catatan merah yang harus diubah untuk periode berikutnya. Terkait dengan transfer pengetahuan ini.
Ketika closing pada masing-masing kelas, selalu kukatakan pada mereka, “Yuk sama-sama mencintai ilmu, saat sudah mencintainya maka kita akan mencarinya dimanapun, bagaimanapun, dan dengan cara apapun.
Janji Allah, bahwa orang yang beriman dan berilmu akan ditinggikan derajatnya oleh Allah, di dunia dan akhirat…insyaAllah
Di kedalaman hatiku, ketika mencoba melihat wajah mereka satu persatu. Ingin kukatakan lewat lisan tanpa suara, bahwa satu hal yang paling membahagiakan diriku ketika Allah masih mempertemukan kami di tahun-tahun berikutnya adalah ketika kudapati mereka menjadi pribadi yang semakin dekat dengan Tuhannya. Pun aku semoga juga begitu.
Kebahagiaan tak terlukiskan adalah ketika melihat orang yang pernah kita ‘mengisi’ sesuatu untuknya, dia bertumbuh menjadi baik. Bukan karena kita tentunya, tapi karena hidayahNya.
Teringat beberapa bulan lalu ketika aku mampir di sekolah tempat mengajarku dahulu, sebuah suara menyapaku. “Assalamu’alaikum ibu, ibu pasti gak kenal lagi kan sama Nisa”? ia menghampiriku dengan senyumnya. Aku mencoba mengeluarkan kemampuan terbaikku dalam mengingat, tapi hasilnya nihil (jarang di install ulang soalnya). “Hemm, siapa ya, maaf ya nak, ibu bener-bener gak ingat” Kemudian dia berujar, “Saya Nisa bu, kawannya Mujahid di kelas V dulu (dia menyebutkan nama sebuah sekolah Islam). Ooo,,memoriku pun langsung flash black ke belakang. Enam tahun silam, saat aku hanya beberapa bulan menjadi guru pengganti di sebuah sekolah dasar.
Aku melihatnya semakin baik (insyaAllah), semakin berakhlak (amin). Aku hanya bisa terharu dan mendekapnya erat. Mencoba menyerap kekuatan darinya agar bisa meneladaninya dalam banyak hal. Berubah ke arah yang lebih baik, mengingat mereka yang pernah menyapa hidup, sesingkat apapun. Dan hatiku berdo’a, “Allah, jagalah ia dan generasi kami dari segala tipu daya dunia, dan jadikan mereka generasi yang selalu menegakkan kebenaran”. Dan akupun mendongak, karena ternyata ia jauh lebih tinggi dariku. Hehe
Alhamdulillah
Artikel lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Catatan Mengajar"
Posting Komentar