Bismillah
Awalnya sih gak tertarik, tapi karena kompor dari kawan se kontrakan jadilah episode ketiga aku memulai menyimak sinetron ini.
Sinetron (macam udah emak-emak awak jang nonton sinetron) yang tayang di SCTV menjelang berbuka puasa Medan dan sekitarnya ini
full tayang setiap hari di bulan Ramadhan. Membuat kami (aku) mengharuskan sebisanya menyelesaikan semuanya sebelum pukul 06.00 pm. Jadi bisa menyimak sinetron dengan baik dan benar (hahah)
Pertama kali nonton harus nanya dulu sama si kawan gimana awal ceritanya, biar nyambung. Oh oh oh, gak pala panjang si kawan cerita udah nyambung lah awak sikit. Kalau pelajaran yang payahan nyambung,, hehe.,
Serunya pas nonton itu, kadang saling main tebak-tebakan gimana cerita selanjutnya. Ternyata
feeling per sinetronanku masih belum setajam parang :), jadi tebakan sering meleset.
Atau memang ceritanya yang sedikit berbeda dengan sinetron pada umumnya ya, jadi masih sering kurang pas rekaan cerita yang ku karang selanjutnya.
Terus pas ada peristiwa yang agak seru gitu, kita gak terlalu ikut tegang (terbawa suasana kali) karena menghitung bahwa Ramadhan masih sekitar 20-an hari lagi, jadi gak mungkin (kecil kemungkinan) untuk peristiwa klimaks itu terjadi, karena kalau itu terjadi khatam lah cerita. Pada saat itu pun menjadi waktu yang seru untuk saling mengomentari.
Kalau para pecinta bola (biasanya bapak bapak) ribut berkomentar melihat pertandingan bola, maka kami riuh berkomentar ketika nonton sinetron (asli emak emak kali). Seru juga lah untuk saling nyeletuk heboh. Padahal tinggal dua kepala aja satu kontrakan, suaranya bisa macam sekampung kalau udah komentar.
Sebenarnya yang membuat kami (aku) sedikit rela meluangkan waktu untuk sinetron yang satu ini, lebih pada ilmu yang masih disisipkan dalam rekaan cerita. Ada nasihat yang ingin disampaikan, ada inspirasi hidup yang ingin dibagi, ada pencerahan/pelajaran yang bisa dipetik, dan
quote nya juga banyak yang menohok ulu hati.
Sering mulut ini ber ooo panjang ketika Mas Penghulu (Ali Syakieb) udah ngomong masalah agama. Soalnya yang diomongkan memang masih baru bagiku, maklumlah cuma lulusan pesantren (kilat) yang hanya tiga hari pas SMA.
Belum lagi tokoh lainnya seperti Mbak Kantini (Laudya Chyntia Bella) dan lainnya yang semuanya memberi kesan yang lumayanlah,,
inspiring. Sayangnya
quote yang sering terlontar dari tokoh dalam sinetron masih tak kuat memori menghafalnya, hanya pada tahap terkesan aja.
Aku sih, semoga bisa berkaca dari sinetron ini. tentang pelaksanaan ketundukan dan kepasrahan total atas semua ketentuan Allah. Bahwa kita manusia hanyalah pemain dalam skenario yang udah Allah tulis dengan sebaik-baik alur (jalan cerita). Tinggal dijalani saja, tak payah berandai-andai, atau me reka cerita yang paling baik versi pribadi. .
Hanya saja yang buat gregetan adalah banyaknya pengulangan cerita.
I mean, kalau aku gak ada ketinggalan dua episode berturut-turut maka bisa dipastikan aku bisa melihat satu tayangan itu sebanyak tiga kali. Yang pertama pas dikasi bocoran episode berikutnya, yang kedua pas besoknya sebelum tayangan inti dimulai ada dulu cuplikan tayangan episode sebelumnya, dan yang ketiga pas hari itu tayang ya otomatis diulang lagi deh. Kalau yang ini memang buat aku kehabisan stok kesabaran (hehe).
Meski mungkin aku tidak sampai khatam nantinya, semoga tetap ada yang menjadi pelajaran dalam hidup nyata. Amin
Alhamdulillah
Artikel lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Note Sinetron D’Hijabers"
Posting Komentar