Bismillah
Hati itu hanya satu.
Didalamnya semestinya hanya bersemayam satu.
Iman.
Ketika hati diisi dengan hal selain iman,
Maka itulah menjadi awal ia meradang.
Kalau tak segera diberi injeksi, rawat jalan tak kan lagi berfungsi.
Mungkin alternatif yang lebih ekstrim harus dipilih.
Rawat inap.
Dalam satu kesempatan, seorang ustadz memberi nasihat mendalam.
Tentang hati yang berbolak-balik.
Tentang hati yang jika tidak dibentengi,
maka musuh pun akan dengan leluasa mengambil kendali.
Beberapa penyakit hati ini adalah sesuatu yang harus kita waspadai, diantaranya:
Pertama, Hasad (iri). Secara defenisi, hasad adalah sikap tidak senang terhadap kebahagiaan yang dirasakan/didapatkan oleh orang lan. Dosa ini adalah warisan iblis kepada manusia. Saat iblis pertama kali diturunkan dari syurga dan pada saat itu pula Allah mengangkat manusia menjadi khalifah di muka bumi menggantikan jin, maka iblis pun iri dengan nikmat amanah tersebut. Iblis berasumsi bahwa golongan merekalah yang paling berhak untuk memegang tampuk kekhalifahan tersebut.
Bersebab keinginannya tidak terealisasi maka iblis pun menghasut anak cucu Adam untuk memiliki dan memelihara sifat ini. Maka, antara manusia yang satu dengan yang lain saling iri diantara mereka. Baik yang dideklarasikan maupun disembunyikan.
Untuk kita ketahui bersama, memelihara sifat ini tidak akan mendapatkan keuntungan apapun. Malah kerugian yang besar yang akan diperoleh. Berawal dari rasa iri Qabil terhadap saudaranya Habil, maka tanpa pikir panjang dan mengikuti bisikan syetan, maka Qabil pun membunuh saudaranya sendiri. Mengerikan ya, itu hanya karena iri sob.
So, tidak ada gunanya deh memelihara sifat ini. Terus bagaimana cara melawan atau menghapusnya? Nah, bagi siapapun yang terlanjur memiliki sifat ini segeralah membersihkan hati. Dengan cara melihat ke dalam diri sendiri. Melihat dan me list aneka nikmat yang Allah berikan kepada kita. Nikmat tubuh yang sempurna, anggota tubuh yang berfungsi dengan baik, keluarga, sahabat, pekerjaan, kesempatan, iman, dan lainnya yang gak terhitung sama sekali. Just looking your inside.
Seorang bijak berkata, "Untuk urusan dunia, lihatlah orang yang berada di bawahmu. Namun, untuk urusan akhirat, lihatlah orang yang diatasmu". Sehingga kita akan selalu bersyukur dan menggunakan semua nikmat yang Allah berikan dalam rangka semakin taat pada Allah dan semakin banyak membantu sesama.
Emang sih, lebih seringnya kita melihat rumput tetangga lebih hijau. Karenanya, yang perlu kita lakukan adalah menghijaukan rumput kita. Setiap hari yang kita tanyakan pada diri sendiri dan pada rumput yang bergoyang (gak nyambung ya) adalah, "Sudahkan hari saya ini lebih baik dari kemarin?". Bukan malah lirik-lirik rumput tetangga sehingga rumput sendiri jadi kekeringan. Hehe.
Kedua, sombong. Merasa lebih baik dari orang lain? Atau defenisi sombong yang lain adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.
Penyakit yang satu ini juga yang menyebabkan syetan dikeluarkan dari syurga dan wajib mutlak kekal abadi menikmati fasilitas neraka (naudzubillah).
Dalam sebuah hadist qudsi Allah berfirman, "Sombong itu adalah pakaianKu,maka barangsiapa yang memilikinya berarti ia telah merebut pakaianKu."
Kalau dipikir-pikir, apa ya yang mau disombongkan. Harta cuma titipan, kecantikan apalagi, kekuasaan juga sementara kan.. Dan berkaca dari orang - orang terdahulu, tak satupun mereka yang punya sifat sombong, akhir hidupnya menyenangkan right. Fir'aun, Qarun, para penguasa zhalim, semua mereka berakhir dengan mengenaskan.
Pun kata seorang bijak, di atas langit, masih ada langit yang lebih tinggi tho'? Ayo, stop sombong dan membanggakan diri.
Ketiga, Rakus. Artinya selalu menginginkan lebih dan tidak pernah puas. Sampai menyebabkan tak bisa membedakan mana jalan yang benar dan mana jalan pintas yang menyesatkan. Sing penting keinginannya tercapai. Biasanya mereka yang rakus akan menumpuk harta sebanyak-banyaknya. Sampai akhirnya melakukan apapun agar kenikmatan yang dirasakannya abadi selamanya.
Adam yang dikeluarkan dari syurga juga diimingin kerakusan oleh syetan. Adam dijanjikan akan abadi di syurga jika memakan buah khuldi. Naluri kerakusan yang ada dalam diri Adam akhirnya tersulut sehingga beliau mengikuti ajakan syetan untuk melanggar perintah Allah.
Cara mengatasinya? Berziarah kubur bisa menjadi obat cinta dunia. Dan Rasulullah saw juga menganjurkan kita untuk berziarah kubur dalam rangka mengingat pemutus segala kenikmatan dunia, yaitu kematian.
Keempat, Dusta (Bohong/Menipu). Artinya pasti tahu lah, berkata tidak benar, tujuannya untuk mengambil keuntungan pribadi, mengelabui orang lain. Seorang ustadz berkata bahwa dusta adalah awal dari kejahatan lain yang berantai. Berawal dari dusta maka kejahatan yang lain harus direkayasa demi menutupi dusta tersebut.
Mengatasinya? Meyakini bahwa tak satupun perkataan dan perbuatan kita yang luput dari pengetahuan dan pencatatan Allah. Kelak kita akan diminta pertanggungjawaban akan semuanya. Kata seorang penulis, menghindarinya bisa juga dengan cara sering-sering bergaul dengan pendusta (penipu) sehingga kita tahu bagaimana tidak enaknya dikibuli. Hehe.
Kelima, Pelit. Yang ini juga penyakit yang harus diberantas sampai akar-akarnya. Pelit harta, ilmu, keterampilan, dan yang lainnya. Orang pelit, kuburannya sempit, sebelum masuk kuburan pun hidupnya udah sempit (pergaulan), pelit sih. Hehe.
Kata salah seorang ustadz dan kata mamakku tersayang, kata terima kasih itu artinya, kalau menerima kebaikan maka kasih lagi ke orang lain, terima kemudian kasih. Insya Allah setiap apa yang kita berikan kepada orang lain, maka itu akan kembali kepada kita. Seperti bola yang kita pantulkan ke dinding, pasti akan kembali kan.
Gak usah takut berbagi deh, karena Allah sendiri yang menjamin kalau seseorang yang gemar berbagi maka Allah akan melipatgandakan apa yang sudah didermakan/disedekahkan. Berlipat-lipat sampai 700 kali lipat.
Jika kadung sudah punya sifat pelit? Sering-seringlah berbagi, menderma kepada mereka yang membutuhkan. Apapun itu, kebaikan ya. Termasuk salam dan senyuman. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...
Keenam, Bandel/Ngeyel/Nyinyir lagi. Beda ya antara bandel dengan teguh pendirian. Kalau bandel itu, meski kebenaran sudah di depan mata, ketika tidak sesuai dengan pendapatnya maka ia akan membantahnya. Sedang teguh pendirian itu kan pada saat proses pelaksanaan saja. Jika akhirnya apa yang dipegangnya salah, maka ia akan menerimanya dengan lapang dada.
Orang bandel biasanya kurang mau menerima masukan, kripik (eh kritik), saran dari orang lain. Slogannya mungkin, "Hanya pendapatku lah yang benar, yang lain sampah!" Punya kenalan yang begini? Jangan disumpahi, tapi didoain supaya kembali ke jalan yang benar.
Kalau punya sifat bandel? Hayuk diingat-ingat, banyak sekali keburukan memelihara sifat ini. Selain dijauhi teman, kita juga manusia kan, kadang benar kadang salah, kadang on kadang oon (ups, maaf), jadi berhentilah menjadi noda membandel!
Sekian pengingat hari ini. Tetap hati-hati dengan hati. Dan jagalah hati!
Semoga Bermanfaat.
Alhamdulillah
Belum ada tanggapan untuk "Jagalah Hati"
Posting Komentar